Posts

Showing posts from July, 2019

Cardio

Aku sadar sehat itu penting.. Bukan saja dengan menjaga pola pikir dan pola makan..tapi olahraga juga penting. Karena sekarang aku adalah seorang ibu 2 anak yg kerjanya dirumah saja, jadinya kurang aktivitas fisik. Sebelumnya aku pikir menyapu, cuci baju, beresin rumah itu sama dengan olahraga. Aku ngeyel yg penting kan badanku gerak dan mengeluarkan keringat. Ternyata aku salah, namanya olahraga itu harus rilex, bukan asal gerak saja tapi yg dipikirkan cucian, lantai kotor dll. Hehe.. contohnya kayak yoga nih, kan harus dikerjakan dengan rilex kalo pengen yoganya bener. Nah, gimana nih caranya agar aku bisa melakukan cardio tapi dirumah saja.. Mudah ternyata berkeringat dirumah.. Yg aku lakukan cuma 2 cara, yaitu meditasi dan gerak fisik. Pertama meditasi, ini aku coba untuk konsisten meditasi saat sholat..jadi setelah sholat misal subuh nggak langsung cepat2 beranjak, duduk dulu sambil mengosongkan pikiran dan ngisi dengan hal-hal positif. Memulai hari dengan pikiran positif

Janjiku kepada Allah

Hatiku “sesak” ketika menulis ini.. Semoga apa yg aku tulis ini bisa menjadi motivasi bagi yg membacanya. Saat itu aku berada di dalam ruang tunggu keluarga pasien sebuah rumah sakit. Aku sedang menunggu bayiku yg masih berusia 2 hari sedang dioperasi karena mengalami masalah pada saluran anusnya. Setiap menit airmataku selalu menetes, spontan menetes tak dapat kuhentikan. Durasi waktu operasinya berlangsung sangat lama yaitu 4 jam. Dalam waktu menunggu itu, pikiranku hanya tertuju pada bayiku dan Allah. Bayiku sedang berjuang hidup didalam, dan aku hanya bisa berserah diri. Berserah kepada Allah yg memegang kendali segala kehidupan manusia. Aku sangat ingat kata-kata dokter bahwa kemungkinan bayiku selamat adalah 50:50 karena kondisi bayiku sangat lemah, racun dari kotoran BAB hampir menyebar ke seluruh tubuhnya. Saat itu aku harus ikhlas tapi berat. Entah apa yg tersirat di pikiranku, tiba-tiba aku ingin berjanji kepada Allah. “Ya Allah dengan segala kerendahan hatiku sebag

Sejak menjadi ibu dengan 2 anak

Setelah melahirkan Rania, dulu aku berpikir apakah aku sanggup mengurus 2 anak? Dengan kondisi Rania dan Kakaknya yg hyperaktif.. Namun setelah kujalani, pikiran yg berkecamuk itu tiba-tiba seperti disiram tetesan embun nyessss ademm.. ternyata kebahagiaan itu datang dengan sendirinya saat kita mampu bersyukur..  Meskipun waktu dan tenagaku habis tersita untuk mereka, bahkan mandi saja cukup 5 menit...hahaha mandi “bebek”. Tapi entah kenapa hati ini seneng banget. Capek tapi bahagia itulah yg kurasakan saat ini. Bahagia itu kita yg ciptakan, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.. Mungkin sebagian besar orang berpendapat, kalau jarak usia kakak dan adiknya jauh maka enak ringan bagi si ibu, karena kakaknya sudah mandiri. Tapi ternyata ngga semuanya begitu, letak ujiannya justru disini. Dimana yg sebelumnya kita fokus dengan kakaknya, kini hadir orang baru (adik bayi) yg harus extra dirawat dan diperhatikan. Apalagi kakaknya makin besar makin bisa mikir, dan makin baper. Pa

Dia malaikat yg menjelma manusia

Dia, Suamiku, Ayah dari anak-anakku.. Dia yg tak pernah mengeluh, Capek dan sakitpun tak pernah dia katakan. Kalau aku tau sendiri baru dia mengaku. Karena dia tak mau aku dan anak-anak mengkhawatirkannya. Dia bukan laki-laki banyak uang, tapi dia selalu membuatku dan anak-anakku nyaman. Dia pekerja keras, sangat keras utk anak dan istrinya. Dia selalu memberiku dan anak-anakku fasilitas terbaik yg ia mampu tanpa memikirkan seberapa besar uang yg dia keluarkan.  Dia yg usianya lebih muda dari aku, tapi dia yg lebih dewasa selalu meminta maaf duluan meskipun dia tidak salah. Karena dia tak ingin lama-lama membuatku bersedih. Dia selalu membelikanku makanan yg enak-enak, dia bilang karena aku menyusui jadi makan yg banyak bergizi buat bayiku. Padahal dia sendiri cuma makan tempe dari masakanku.  Dia yg tidak ingin membuatku susah ketika anak-anak sedang rewel, bahkan popok dan baju Raniapun dia yg menggantikan. Dia yg tidak pernah ingin melihatku menangis, d