Kisah-ku melahirkan VBAC

Proses ku melahirkan anak kedua “Rania Salsabila Putri Irianto” cukup panjang dan melelahkan.. bahkan nyawa taruhannya.. namun berkat Kuasa Allah SWT lahirlah anakku secara VBAC (Vaginal Birth After Cesar).
Bukan tidak mungkin bisa melahirkan dengan proses persalinan normal setelah sebelumnya pernah melahirkan dengan cara secar. Dokter bilang kalau anak pertama secar maka anak kedua juga harus secar, untuk menghindari sobeknya rahim bekas jahitan operasi secar. Mendengar itu rasanya diri ini sudah menyerah sebelum berjuang, ibaratnya belum perang tapi sudah kalah duluan. Tapi statement dokter tidak lantas membuatku “down”. Aku yakinkan dalam diri ini, bahwa Allah menciptakan seorang wanita bisa hamil pasti Allah juga mendesain tubuh seorang wanita untuk bisa melahirkan. Yakin saja Allah adalah desainer terbaik. Wanita lain mampu melahirkan secara normal, kenapa aku tidak bisa. Dan saat itu juga kuubah mindset ku, aku pasti bisa melahirkan normal! Tentunya dengan bantuan tangan Allah. Mulai saat ini apapun perkataan dokter dan tetangga “kalau anak pertama secar, ya anak kedua secar” kubuang jauh-jauh dari benakku.

Aku siap melahirkan normal, apapun yang terjadi.

Malam itu hari Rabu, tanggal 12 September 2018 perutku terasa mulas.. intervalnya setiap 5 menit sekali. Pengalaman melahirkan anak pertama terlalu keburu-buru ke RS ternyata waktu di cek oleh perawat masih bukaan 1. Jadi sekarang meskipun mulesnya sudah melilit kutahan sampai aku merasa tidak kuat lagi. Kontraksi demi kontraksi yang berjarak tiap 5 menit kulewati dengan sabar. Kutahan rasa sakit yang sangat luar biasa ini, sampai suami yang stanby disebelahku jadi korban gigitan, cakaran dan remasan. Caraku untuk meredakan rasa sakit kontraksi dengan duduk di birthball, jalan kaki pelan dan mengatur pernapasan. Aku harus berusaha rilex bagaimanapun caranya. Karena keinginanku untuk melahirkan dengan persalinan normal yang tenang dan nyaman makin kuat, aku tidak mau rahimku disobek 2x karena secar🙈. Support dari suami sangat berpengaruh besar, dia rela memijati pinggulku yang nyeri karena sundulan adek bayi. Esoknya tanggal 13 September 2018 waktu menunjukkan pukul 3 pagi dini hari, hingga akhirnya aku berdiri saja tidak kuat saking sakitnya dan aku memutuskan mengajak suami ke RS. Sesampainya di RS masuk ruang bersalin dan di cek pembukaan 5, alhamdulillah pikirku. Proses dari bukaan 5 ke 10 aku harus mampu melewati rasa sakit yang luar biasa. Tetap disuruh nahan oleh bidan, tidak boleh mengejan kalau belum diberi aba-aba saat pembukaan lengkap. Bidan menyuruh untuk tetap mengatur pernapasan, hirup melalui hidung dan hembuskan melalui mulut begitu seterusnya, dan jangan berteriak karena akan menghabiskan tenaga. Waktu berlalu dan kulihat jam sudah pukul 6 pagi tiba-tiba didalam perutku terasa ada yang meletus berbunyi “Cessss” dan byurrrr air ketuban membasahi dasterku. Aku mulai panik, dan ketika di cek VT oleh bidan ternyata sudah lengkap pembukaan 10. Alhamdulillah, kata bidan saatnya ini mengejan bu. Kalau terasa ada dorongan yang kuat seperti mau BAB langsung saja mengejan sekencang-kencangnya tapi jangan teriak agar hemat energi. Mata tidak boleh terpejam, mengejannya dipantat seperti BAB bukan diperut/didada. Saat terasa dorongan yang sangat sakit aku mengejan dengan kuat, tapi bayi belum keluar. Hingga 1 jam mengejan dicoba berulang kali, kata bidan wajahku memerah jangan mengejan diatas nanti saraf dikepala bisa tegang, mengejan dipantat. Kalau sudah praktek rasanya lupa semua instruksi dari bidan..kuturuti mengejan yang benar, hingga 2 jam berlalu dengan menahan sakit yang sangat sakit. Si adek bayi tak kunjung keluar. Ketika di cek oleh bidan dan membuatku kaget..lagi-lagi hal yang sama terulang saat melahirkan mas Fathan..iya bidan bilang pinggulku sempit! Ya Allah aku sudah melalui sampai bukaan 10 apakah harus berakhir di meja operasi lagi? Aku tetap bersikeras tidak mau. Kucoba mengejan lagi setengah jam sampai badan ini terasa lemas tak berdaya. Selang oksigen kuhirup, infus dipasang dan bidan berkali-kali cek denyut jantung bayi syukurlah masih stabil. Pukul 8.30 aku menyerah sudah tidak sanggup lagi perjuangan mengejan selama 2,5 jam membawaku seperti berada antara hidup dan mati. Nafas ini sudah habis dan berat, ya Allah sungguh sakit pengorbanan ibu ketika melahirkan, memang benar bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Semangatku untuk menahan sakit sedikit reda, ketika mendengar gurauan suami “bunda kan sudah berjuang kontraksi dari bukaan 1-10, seandainya rasa sakit itu bisa digantikan biarlah ayah yang menggantikan posisi bunda, seandainya ayah bisa menggantikan untuk mengejan akan kulakukan” Subhanallah suamiku mulianya. Karena dia sudah tidak tega melihatku kesakitan seperti itu, seandainya bisa digantikan pasti digantikan olehnya. Tambahnya lagi, itulah istimewanya seorang ibu..dimana seorang ayahpun tak mampu dan tak mungkin bisa merasakan sakitnya melahirkan. Air mata ini menetes, aku teringat ibuku. Apa yang kurasakan sekarang, dulu juga dirasakan ibuku berkorban hingga hampir meregang nyawa demi melahirkan bayinya. Allahuakbar..

Akhirnya melihat kondisiku yang seperti itu, bidan RS dan dokter mengambil keputusan agar segera dilakukan secar. Karena kepala bayi sudah dibawah dan sudah kelihatan rambutnya, kasihan kalau dibiarkan terlalu lama bisa terjepit. Persiapan secar dilakukan, bajuku diganti dan aku dibawa ke ruang operasi. Sesampai didepan pintu ruang operasi ternyata aku harus menunggu 30 menit karena dokter didalam masih melakukan operasi pasien lain. Itupun aku sudah mendahului jadwal operasi pasien lainnya lagi karena kondisiku yang emergency/darurat. Selama 30 menit menunggu perutku terasa makin sakit ya Allah astaghfirullohaladzim aku sudah tidak kuat, suaraku habis dan lemas. Bayiku ingin keluar mendorong kuat sangat sakit tapi tidak bisa keluar karena pinggulku sempit. Saat dokter mau membawaku masuk ruang operasi, atas Kuasa Allah Maha Besar, entah aku mendapatkan kekuatan darimana aku mengejan sekencang-kencangnya..dan kudengar dokter berkata ayo ibu bayinya sudah mau keluar.. Ya Allah..pecah suara tangisan bayi..suara tangisannya sangat keras..Alhamdulillaaaahhhh bayiku lahir.. 6 bidan yang berada disitu dan 1 dokter semua terharu berkata, benar-benar perjuanganmu bu😭 bersyukur kepada Allah SWT tidak jadi secar.
Bayiku lahir didepan ruang operasi dengan persalinan normal.

Welcome putriku sayang “Rania Salsabila Putri Irianto”
Lahir : Kamis, 13 September 2018
Berat 3 kg panjang 50 cm

Comments

Popular posts from this blog

Setetes asi yang sangat berharga

Strawberry hidroponik

Operasi Sinusitis