Surga itu...

Aku adalah seorang ibu baru untuk anakku..

Dan akupun punya seorang ibu yang sangat menyayangiku..
Dulu aku pernah berfikir menjadi seorang ibu itu mudah, ternyata tidak. Aku harus membekali ilmu pendidikan dan ilmu agama untuk anakku. Tidak hanya itu, persiapan mental seorang ibu juga sangat perlu..mangkanya tidak heran ketika anak jatuh sedikit ibunya langsung panik, anak sakit sedikit ibu juga panik.. bahkan anak dilukai atau diganggu teman bermainnya saja ibu panik dan marah..begitu sayangnya ibu kepada anaknya.

Tidak cukup itu saja, saat melahirkanpun ibu harus rela menahan sakit yang sangat sakit untuk bayinya..Point ini aku mengalaminya dan masih terekam jelas dimemori ku..

Awalnya aku pikir melahirkan itu biasa saja, karena setiap ibu pasti melahirkan anaknya entah dengan cara normal/secar..karena mendengar teman-temanku ada yang melahirkan cepat hanya 3 jam bayi sudah lahir, ada yang prosesnya seharian bayi langsung lahir, ada yg karena posisi bayi sungsang maka harus operasi secar dll..

Dan yang kualami ketika melahirkan anak pertama berbeda dari semua yang kusebut diatas..
Rasanya seperti antara hidup dan mati..

Malam itu pukul 23.00 aku merasakan sakit perut yang luar biasa, yaitu kontraksi.. aku ingat kata dokter kalau sakitnya tidak sering jangan ke dokter dulu, ditunggu sampai sakitnya setiap 5 menit baru ke dokter.

Aku tahan sakit itu dan mencoba untuk tenang..sekitar pukul 01.00 dini hari sakitnya semakin sering dan kenceng. Aku tidak kuat akhirnya membangunkan suami agar diantar ke RS. Mungkin sudah saatnya melahirkan pikirku. Ternyata benar ketika diperiksa suster sudah bukaan 2, dan aku diminta untuk stay di RS..rasa sakit kontraksi sedikit demi sedikit kutahan sekuatku..kuremas tangan suamiku dan meminta maaf kepada ibuku yang berada tepat disampingku, aku ingat kata orang-orang bahwa maaf dari ibu akan melancarkan proses persalinan, sebenarnya itu merupakan sugesti.. positif juga menurutku.
Kunikmati proses bukaan demi bukaan yang menyiksa tubuhku..
Kata dokter kalau sudah bukaan 10 baru boleh mengejan dan menunggu aba-aba dulu, ada tekniknya jadi tidak boleh ngawur mengejan..Baiklah aku nurut..
Bukaan demi bukaan sakitnya sangat luar biasa, dan puncak sakitnya terjadi setelah bukaan ke-5 seterusnya.. rasa sakitnya sebanding dengan 20 tulang dipatahkan secara serentak dan perutku sakit seolah-olah ditimpa benda yang sangat berat, ingin mengeluarkan layaknya buang air besar segede batu bangunan, tapi harus ditahan karena menunggu bukaan 10 baru boleh mengejan..Ya Allah bukaan 5 ke 6 saja lama apalagi sampai bukaan 10. Aku hanya bisa menangis menahan sakit..sambil terus berdoa agar diringankan rasa sakitnya.. pada bukaan 8 aku sempat tidak kuat sangat lemas akhirnya diinfus oleh dokter agar aku tidak pingsan. Tiap beberapa menit dokter memeriksa detak jantung bayiku dan tekanan darahku..alhamdulillah masih stabil.
Ya Allah rasanya aku sudah tidak tahan dengan kontraksi ini.. bahkan aku banyak berteriak saking tidak kuatnya, tapi dokternya menenangkanku “ibu yang sabar ditahan sakitnya, karena bayi ibu yang didalam juga sedang berjuang mencari jalan untuk keluar” mendengar perkataan dokter air mataku tiba-tiba menetes.. iya bayiku sedang berjuang didalam, dia juga pasti sudah tidak betah didalam dan ingin segera keluar.. baiklah “ayo nak kita berjuang bersama-sama, ibu siap sesakit apapun semua demi kamu bayiku!”

Aku berhasil melewati hingga bukaan 10, dokter bilang “bu saatnya air ketuban harus dipecah agar memudahkan bayinya lahir” rilex ya bu..dan tiba-tiba tangan dokter masuk... cessss air dingin keluar membasahi dasterku dan sangat banyak, itu adalah air ketuban.. sekarang saatnya mengejan dan suster akan mendorong perutku dari atas..saat itu sekitar 2 suster mendorong perutku dari atas dan dokter bersiap-siap ketika sudah kelihatan kepala bayiku..
Suami dan ibuku memberikan support memegangi tanganku..
Ketika aku mendengar suamiku bilang sudah kelihatan rambut bayiku, akupun mengejan dengan kencang sampai keringat ini bercucuran penuh tenaga..
Belum bisa juga bayiku menjebol keluar..
Aku mencoba terus dan terus mencoba mengejan selama 2 jam, tetap..bayiku tak kunjung keluar..
Kuulangi lagi mengejan sesuai aba-aba dokter..tetap belum keluar..Sampai berkali-kali mengejan tetapi belum keluar.

Kemudian dokter memeriksa dengan benar ternyata kesimpulannya pinggulku sempit, Ya Allah..
Beliau berkata perjuangan ibu belum selesai sampai disini karena harus dilakukan operasi secar untuk  mengeluarkan bayi..apabila dibiarkan terlalu lama nanti air ketuban bisa habis kasihan bayinya.
Akhirnya aku menuruti perintah dokter untuk secar.. kuikhlaskan segalanya kepada Sang Maha Pemberi Hidup..biarpun perutku dibuka sekalipun yang penting anakku lahir selamat.
Sakit yang kurasakan dobel berlipat karena sudah proses kontraksi sampai pembukaan 10 dan pada akhirnya harus rela disecar juga..bisa dibayangkan seperti apa kondisi badanku saat itu..

Persiapan secar dilakukan, aku dibawa ke ruang operasi..  jantungku sudah dag dig dig gemetar antara lemas tenaga habis dan harus merasakan operasi secar.. yang ada dalam pikiranku saat itu hanya satu kata “Pasrah”..iya pasrah mempercayakan semuanya kepada tangan Tuhan melalui dokter..Bismillah kuserahkan hidup dan matiku kepada Allah. Subhanallahhhh...Alhamdulillah bayiku lahir dengan sehat dan selamat.. ketika dokter memperlihatkan anakku dan berkata” ini anak ibu sudah lahir bayi laki-laki sehat”,, rasanya legaa sungguh proses yang sangat panjaaang kali lebar terbayar sudah...kebahagiaan yang sangat luar biasa, segala rasa sakitku telah dibayar mahal oleh Allah SWT..kembali lagi air mata ini menetes,,air mata bahagia..

Belum berhenti sampai disini, keadaan setelah secar pada umumnya ibu bisa langsung belajar berjalan..tapi aku sebaliknya harus berbaring di kasur RS dulu beberapa hari seperti orang lumpuh.. kakiku tidak dapat digerakkan, aku tak dapat mengangkat badanku sendiri..yang kurasakan sekujur tubuhku sakit..kata dokter karena saat itu badanku berada dititik terendah plus endingnya harus secar, jadi kondisinya drop dan pemulihan membutuhkan waktu yang agak lama..tapi alhamdulillah meski kondisiku terbatas namun tetap bisa menyusui bayiku, ASI pertama untuk mas Fathan..

Inilah ceritaku, pada 20 Juni 2013..

Memang benar adanya..

Surga itu..

Dibawah telapak kaki ibu..

Karena perjuangan seorang ibu ketika melahirkan tak akan pernah mampu digantikan oleh seorang ayah sekalipun.

Sayangi ibumu..bahagiakan ibumu..

Ini adalah kisahku memperjuangkan anakku, bayi dalam rahimku..

#antologiberjuang
#berjuangchallenge



Ibu pejuang,
Suciani







Comments

Popular posts from this blog

Setetes asi yang sangat berharga

Strawberry hidroponik

Operasi Sinusitis